Fakta Sejarah Islam Yang Disembunyikan Negara Barat
Sejarah adalah peristiwa yang sudah terjadi, namun baru ditulis
kemudian, jauh setelah kejadian sebenarnya berlalu. Sebagai cerita masa
lalu sejarah mudah untuk dimanipulasi, dan disampaikan kepada generasi
berikutnya yang hanya bisa menerima mentah-mentah informasi itu sebagai
kebenaran.
Informasi mengenai penemuan-penemuan sains dan teknologi yang pernah
kita terima kebanyakan berasal dari buku-buku pengetahuan Barat.
Penemu-penemu yang disebut sebagai yang pertama di dunia itu pun dipuji
sebagai orang yang berjasa kepada ilmu pengetahuan dan umat manusia.
Abad pertengahan, masa kegelapan di Barat
Sejak jatuhnya kekaisaran Romawi tanggal 4 September 476, ketika
kaisar terakhir dari kekaisaran Romawi Barat, Romulus Augustus,
diberhentikan oleh Odoacer, seorang Jerman yang menjadi penguasa Itali
setelah Julius Nepos meninggal pada tahun 480, maka dikatakan Eropa
telah memasuki Masa-masa Kegelapan (Dark Ages). Masa-masa Kegelapan ini
berlangsung kira-kira dari tahun 476 itu hingga Renaisans, sekitar tahun
1500-an. Renaisans disebut juga masa kelahiran kembali Eropa, atau
kelahiran kembali budaya Yunani dan Romawi Purba, berupa kemajuan di
bidang seni, pemikiran dan kesusasteraan yang mengeluarkan Eropa dari
kegelapan intelektual abad pertengahan.
Kembalinya budaya Yunani dan Romawi Purba tersebut direbut dari
tangan ilmuwan-ilmuwan Islam setelah mengalami perkembangan yang luar
biasa. Dengan tanpa malu-malu, plagiator-plagiator Eropa itu mengklaim
bahwa penemuan-penemuan sains dan teknologi itu adalah hasil usaha
mereka.
Fakta-fakta sejarah sebenarnya
Sekarang, saya mencoba mengutipkan untuk anda, fakta sebenarnya yang
terjadi, bahwa penemuan-penemuan sains dan teknologi itu sebagian besar
berasal dari masa kejayaan Kekhalifahan Islam, oleh para sarjana Muslim.
Semoga pengetahuan ini dapat disampaikan kepada anak-cucu kita dan
menjadi penyadar bahwa kita sebenarnya mempunyai potensi yang sangat
besar untuk menguasai kembali sains dan teknologi, dan tidak hanya
menjadi pemakai atau korban teknologi.
Sejak 5.000 tahun SM
Masa perkembangan kebudayaan Mesir Purba. Menghasilkan limas-limas
(piramida) yang hebat, sistem pengairan yang baik dan sistem bintang
yang cukup bagus. Namun ilmu bintang (astronomi) masih tercampur-aduk
dengan ilmu perbintangan (astrologi). Ahli-ahli pengetahuan adalah
pendeta-pendeta yang tidak mengenal batas antara logika, takhayul, dan
kepercayaan, yaitu pemuja tritunggal Apis-Isis-Osiris.
Sejak 4.000 tahun SM
Masa perkembangan kebudayaan India Purba. India dengan kecenderungan
samadinya lebih terkungkung dalam metafisika, monisme (menunggalnya
manusia dengan dewata), dan pantheisme (hadirnya dewata di dalam segala
yang ada). Mewariskan pengetahuan Astadhyayi, tata bahasa Sanskrit oleh
Panini (kurang lebih 400 tahun SM) adalah pembahasan ilmiah ilmu bahasa
yang mendahului pembahasan oleh Aristoteles (384-322 SM) dan bernilai
jauh lebih tinggi.
Sejak lebih dari 2.000 tahun SM
Merupakan masa perkembangan kebudayaan Tiongkok Purba. Dengan
pengetahuan bercorak kudus (sacral, scared). Mereka berpikir bahwa
segala pemberian berasal dari Thian dan bukan obyektif-empirik, hasil
ikhtiar manusia secara sistematik. Cara berpikir manusia Tiongkok Purba
pada umumnya masih berdasarkan firasat dan renungan, belum
kritik-analitik.
Sejak lebih dari 1.000 tahun SM
Berkembangnya kebudayaan Parsi Purba. Penemuan jentera (roda
gigi/gir) dalam pembuatan tembikar, dan kini mulai dari jam tangan yang
terkecil hingga roket angkasa yang terbesar menggunakan jentera di dalam
mesinnya.
Sejak 500 tahun SM
Dimulainya kebudayaan Yunani-Romawi. Dengan filsafat anthroposentrik
(manusia berada pada pusat segala aktivitas) mereka di dalam banyak hal
berlawanan dengan kecenderungan-kecenderungan niskala Mesir Purba, India
Purba, Tiongkok Purba, dan Parsi Purba serta bersikap akliah
(rational). Kecendrungan berpikir seolah-olah manusia berdiri di luar
alam dan melihat alam sebagai suatu yang terpotong-potong, maka lahirlah
pengertian jagat besar (makrokosmos) dan jagat kecil (mikrokosmos).
Tidak ada batas antara filsafat dan pengetahuan.
48 SM – 371
Penyerbuan Julius Caesar, kaisar Romawi, pada tanggal 48 SM
menghancurkan karya-karya asli ilmu filsafat dan pengetahuan Yunani di
perpustakaan-perpustakaan Iskandariah. Kemudian pada 272 M Kaisar Romawi
berikutnya, Lucius Domithius Aurelianus, dan Kaisar Theodosius Magnus
pada 371 M melakukan hal yang sama.
476
Awal Eropa memasuki masa kegelapan (Dark Ages), yaitu sejak jatuhnya
kekaisaran Romawi terakhir tanggal 4 September 476 di mana kaisar Romawi
Barat, Romulus Augustus, diberhentikan oleh Odoacer.
571
Kelahiran Nabi Muhammad Saw pada tanggal 12 Rabiul Awal pada Tahun
Gajah (bertepatan dengan 20 April 571). Disebut Tahun Gajah disebabkan
pada tahun itu Raja Abrahah dari Yaman dengan 60 ribu pasukan
bergajahnya ingin menghancurkan Kabah (Baitullah) di Makkah, namun
digagalkan Allah Swt dengan serangan burung ababil yang melempari
pasukan itu dengan batu berapi (QS.Al-Fiil). Muhammad Saw adalah Rasul
terakhir utusan Allah Swt yang membawa risalah kenabian untuk seluruh
umat manusia dan alam semesta.
610
Nabi Muhammad Saw menerima wahyu pertama, yakni Alquran surah Al-alaq
ayat 1-5 yang diawali dengan kalimat “iqro” yang artinya bacalah.
Kalimat ini menjadi awal ditemukannya metoda ilmiah, yakni metode
empirik-induktif dan percobaan yang menjadi kunci pembuka
rahasia-rahasia alam semesta yang menjadi perintis modernisasi Eropa dan
Amerika.
Guna penyebaran agama, dikembangkanlah gerakan yang bertujuan membuat
“melek” huruf yang belum pernah ada bandingannya pada masa itu.
Kepandaian baca tulis tidak lagi menjadi monopoli kaum cendikiawan. Ini
adalah langkah pertama gerakan ilmu secara besar-besaran.
Konsep tentang karantina pertama kali diperkenalkan dalam abad ke-7
oleh Nabi Muhammad Saw, yang dengan bijaksana memperingatkan supaya
hati-hati ketika memasuki atau meninggalkan suatu daerah yang terkena
wabah penyakit. Sejak abad ke-10, dokter-dokter Islam berinovasi dengan
mengisolasi individu-individu penderita penyakit dan mengasingkannya ke
arah utara. Sedangkan konsep karantina yang dikembangkan di Venice,
Italia pada tahun 1403 bukanlah yang pertama di dunia.
660 – 750
Kekuasaan Daulah Umayyah menguasai Damsyik (Spanyol) tahun 629 M,
Syam dan Irak tahun 637 M, Mesir sampai Maroko tahun 645 M, Persia tahun
646 M, Samarkand tahun 680 M, seluruh Andalusia tahun 719 M, dan
akhirnya tertahan di Poiteier pada tahun 732 M dalam usahanya memperluas
pengaruh ke Prancis.
700-an (Kompas, navigasi, ensiklopedi geografi, kalender, peta dunia)
Ahli ilmu geografi Islam dan navigator-navigatornya mempelajari jarum
magnet – mungkin dari orang Cina, namun para navigator itulah yang
pertama kali menggunakan jarum magnet di dalam pelayaran. Mereka
menemukan kompas dan menguasai penggunaannya di dalam pelayaran menuju
ke Barat. Navigator-navigator Eropa bergantung pada juru-juru mudi
Muslim dan peralatannya ketika menjelajahi wilayah-wilayah yang tak
dikenal. Gustav Le Bon mengakui bahwa jarum magnet dan kompas
betul-betul ditemukan oleh Muslim dan orang Cina hanya berperan kecil.
Alexander Neckam, seorang Inggris, seperti juga orang Cina, mungkin
belajar tentang kompas dari pedagang-pedagang Muslim, namun dikatakan
bahwa dialah orang pertama yang menggunakan kompas dalam pelayaran. Dan
orang Cina memperbaiki keahlian mereka yang berhubungan pelayaran
setelah mereka mulai berinteraksi dengan Muslim selama abad ke-8.
Diceritakan bahwa ilmu geografi dihidupkan kembali abad ke-15, ke-16
dan ke-17 ketika pekerjaan Ptolemius di masa lampau ditemukan.
Penjelajah dengan ekspedisi-ekspedisi Portugis dan Spanyol juga
mendukung hal ini. Risalah pertama berbasis ilmiah tentang geografi
dihasilkan selama periode ini oleh sarjana-sarjana Eropa.
Namun apakah fakta sesungguhnya? Ahli geografi Islam menghasilkan
buku-buku yang tak terhitung tentang Afrika, Asia, India, Cina dan
orang-orang Indian selama abad ke-8 hingga abad ke-15. Tulisan-tulisan
itu mencakup ensiklopedi geografi pertama di dunia, almanak-almanak dan
peta jalan. Karya-karya agung abad ke-14 oleh Ibnu Battutah menyediakan
suatu pandangan yang terperinci mengenai geografi dunia di masa lampau.
Ahli geografi Muslim dari abad ke-10 sampai abad ke-15 telah melampaui
hasil dari orang-orang Eropa tentang geografi daerah-daerah ini dengan
baik ketika memasuki abad ke-18. Para penjelajah Eropa menyebabkan
kehancuran pada lembaga pendidikan, sarjana-sarjana dan buku-buku
mereka. Mereka tidak memberikan makna apa pun pada perkembangan ilmu
geografi untuk dunia Barat.
735
Khalifah Abu Ja’far Abdullah Al-Manshur mempekerjakan para penerjemah
yang menerjemahkan buku-buku kedokteran, ilmu pasti, dan filsafat dari
bahasa Yunani, Parsi dan Sanskrit, di antaranya terdapat Bakhtaisyu
Kabir alias Bakhtaisyu ibnu Jurijs ibnu Bakhtaisyu, Al-Fadzj ibnu
Naubakht dan anaknya Abu Sahl Tiamdz ibnu Al-Fadzl ibnu Naubakht, serta
Abdullah ibnu Al-Muqaffa.
740-an
Berbagai bentuk jam mekanik dihasilkan oleh insinyur-insinyur Muslim
Spanyol, ada yang besar dan kecil, dan pengetahuan ini kemudian sampai
ke Eropa melalui terjemahan buku-buku mekanika Islam ke bahasa Latin.
Jam-jam ini menggunakan sistem picu beban. Gambar desain dari beberapa
bagian gir dan sistem kerjanya juga ada. Jam seperti itu dilengkapi
dengan buangan air raksa, jenis yang kemudian secara langsung dijiplak
oleh orang-orang Eropa selama abad ke-15. Sebagai tambahan, selama abad
ke-9, Ibn Firnas dari Spanyol Islam, menurut Will Durant, menemukan
sebuah alat yang mirip arloji sebagai penanda waktu yang akurat.
Ilmuwan-ilmuwan Muslim juga membangun bermacam jam-jam astronomi yang
sangat akurat untuk digunakan dalam observatorium-observatorium mereka.
Tetapi dikatakan kepada kita bahwa sampai abad ke-14, satu-satunya
jenis jam yang ada adalah jam air. Di tahun 1335, sebuah jam mekanis
yang besar dibangun di Milan, Italia. Dikatakan bahwa jam ini adalah jam
berpicu beban pertama di dunia.
750 – 1258
Kekuasaan Daulah Abbasiah di Baghdad (Irak)
765
Fakultas kedokteran pertama didirikan oleh Jurjis ibnu Naubakht.
800
Ibn Firnas, seorang penemu Muslim Spanyol, tercatat sebagai orang
yang pertama membangun dan menguji sebuah pesawat terbang pada tahun
800-an. Roger Bacon belajar tentang pesawat terbang dari
referensi-referensi ilmuwan Muslim mengenai pesawat terbangnya Ibnu
Firnas. Belakangan yang dikenal adalah penemuan oleh Bacon, ditanggali
sekitar 500 tahun kemudian dan Da Vinci sekitar 700 tahun kemudian.
Para ahli matematika Islam yang menemukan aljabar memperkenalkan
konsep tentang menggunakan huruf-huruf sebagai variabel-variabel yang
tak dikenal dalam persamaan-persamaan sejak abad ke-9. Melalui sistem
ini, mereka memecahkan berbagai persamaan-persamaan yang kompleks,
termasuk kuadrat dan persamaan pangkat tiga. Mereka menggunakan
simbol-simbol untuk mengembangkan dan menyempurnakan teorema binomial.
Jadi Francois Vieta, seorang ahli matematika Prancis, bukanlah yang
pertama menggunakan lambang-lambang aljabar pada tahun 1591. Dia menulis
persamaan-persamaan aljabar dengan huruf-huruf seperti x dan y, dan
mengatakan bahwa penemuannya ini mempunyai dampak serupa dengan kemajuan
dari penggunaan angka Romawi ke angka Arab.
Dikatakan bahwa selama abad ke-17 Rene Descartes telah menemukan
bahwa aljabar bisa digunakan untuk memecahkan persoalan geometris.
Tetapi jauh sebelumnya, yakni sejak abad ke-9, para ahli matematika di
masa kekhalifahan Islam sudah melakukan hal yang sama. Pertama adalah
Thabit bin Qurrah, kemudian diikuti oleh Abu Al-Wafa pada abad ke-10
dengan membukukan kegunaan Aljabar untuk mengembangkan geometri menjadi
eksak dan menyederhanakan sains.
Di informasikan juga kepada kita bahwa tadinya tidak ada perbaikan
sejak dibuatnya ilmu bintang selama Abad Pertengahan mengenai gerakan
planet-planet sampai abad ke-13. Lalu seorang bijaksana dari Kastil
(Spanyol Tengah) bernama Alphonso menemukan Tabel Alphonsine, yang lebih
akurat dibanding tabel milik Ptolemius.
Fakta sebenarnya adalah ahli ilmu falak (ilmu bintang) Islam membuat
banyak perbaikan-perbaikan atas penemuan Ptolemius sejak abad ke-9.
Mereka adalah ahli ilmu falak pertama yang memperdebatkan
gagasan-gagasan kuno Ptolemius. Di dalam kritik mereka atas orang-orang
Yunani, mereka manyatukan bukti bahwa matahari adalah pusat dari sistem
matahari dan bahwa garis orbit bumi dan planet-planet lainnya boleh jadi
berbentuk lonjong (elips). Mereka menghasilkan ratusan tabel-tabel
astronomikal dengan keakuratan tinggi dan gambar-gambar bintang. Banyak
dari kalkulasi mereka sangat akurat sehingga mereka dihormati pada masa
itu. Tabel milik Alphonso (Alphonsine Tables) hanyalah sekedar salinan
dari pekerjaan ilmu bintang yang dipancarkan ke Eropa melalui Islam di
Spanyol.
Disebutkan pula bahwa seorang sarjana Inggris bernama Roger Bacon
pada tahun 1268 untuk pertama kali membuat lensa kaca untuk meningkatkan
penglihatan. Pada waktu yang hampir bersamaan, kacamata bisa didapat
dan telah digunakan di Cina dan Eropa. Tentu saja kacamata sudah muncul
sebelum kacamata Roger Bacon selesai pembuatannya, karena Ibnu Firnas
dari Spanyol Islam sudah menemukan kacamata pada abad ke-9, dan
diproduksi serta dijual di wilayah Spanyol selama lebih dari dua abad.
Setiap sebutan kacamata oleh Roger Bacon, maka itu hanyalah sebuah
pengaliran kembali pekerjaan Al-Haytham, orang yang memiliki hasil riset
yang dijadikan referensi oleh Bacon.
Sarjana-sarjana Islam dari abad ke-9 sampai ke-14 mempelajari dan
menemukan ilmu etnografi. Sejumlah ahli geografi Muslim menggolongkan
ras-ras, mencatat secara terperinci penjelasan kebiasaan-kebiasaan
budaya unik mereka dan penampilan fisiknya. Para ahli Muslim itu menulis
ribuan halaman mengenai topik ini. Pekerjaan seorang Jerman bernama
Johann F. Blumenbach (1752-1840) yang mengaku sebagai yang pertama
menggolong-golongkan ras ke dalam 5 golongan besar (kulit putih, kuning,
coklat, merah dan hitam), tidak sebanding dengan pekerjaan-pekerjaan
ahli geografi Muslim itu.
813
Pada masa kekuasaan Khalifah Al-Maimun ibnu Harun Al-Rasyid didirikan
Daru Al-Hikmah atau Akademi Ilmu Pengetahuan pertama di dunia, yang
terdiri dari perpustakaan, pusat pemerintahan, observatorium bintang,
dan universitas (Daru Al-Ulum.
850
Ahli kimia Islam menghasilkan kerosin (minyak tanah murni) melalui
penyulingan produk minyak dan gas bumi (Encyclopaedia Britannica,
Petroleum) lebih dari 1.000 tahun sebelum Abraham Gesner, orang Inggris,
mengaku sebagai yang pertama menghasilkan kerosin dari penyaringan
aspal.
866
Kertas tertua yang menjadi contoh untuk dicetak di dunia Barat adalah
sebuah naskah Arab berjudul Gharib Al-Hadist oleh Abu ‘Ubyad Al-Qasim
ibnu Sallam bertanggal Dzulqaidah 252 atau 13 Nopember – 12 Desember
866, yang masih tersimpan di Perpustakaan Universitas Leiden.
900-an
Pabrik kertas muncul di Mesir, kemudian di Maroko tahun 1100 M, dan
di Spanyol tahun 1150 M yang sudah berhasil membuat kertas putih dan
berwarna.
Bandul ditemukan oleh Ibnu Yunus al-Masri selama abad ke-10, orang
yang pertama mempelajari dan mendokumentasikan gerakan bergetarnya.
Hasil perhitungannya digunakan dalam jam-jam yang diperkenalkan oleh
ahli ilmu Fisika Muslim selama abad ke-15. Baru pada abad ke-17 Galileo
yang masih remaja telah menciptakan bandul. Diceritakan bahwa dia
melihat cahaya api pada lampunya berayun-ayun tertiup angin, lalu dia
pulang ke rumah dan menemukan bandul dengan inspirasi itu.
Dikatakan bahwa trigonometri dikembangkan oleh bangsa Yunani, padahal
di masa itu Trigonometri hanya tinggal teori. Teori itu kemudian
dikembangkan dan mencapai tingkat kesempurnaan yang modern di tangan
sarjana-sarjana Muslim, dan penghargaan untuk itu secara khusus pantas
diberikan kepada al-Battani. Dialah yang menguraikan kata-kata fungsi
dasar dari ilmu pengetahuan ini, seperti sinus, kosinus, tangen, dan
kotangen. Istilah sebelumnya berasal dari terminologi Arab, Jaib untuk
sinus yang berarti garis bengkok, istiwa’ untuk kotangen yang berarti
bayangan lurus dari gnomon, dan tangen adalah bayang-bayang
melintangnya. Selain menetapkan dengan akurat tabel perhitungan
trigonometri dari 0 hingga 90 derajat, dia juga berhasil dengan tepat
menghitung satu tahun matahari atau masehi, yaitu 365 hari 5 jam 46
menit dan 24 detik.
Sebelumnya diketahui bahwa persamaan pangkat tiga yang sulit dan
masih belum terpecahkan hingga abad ke-16 ketika Niccolo Tartaglia,
seorang ahli matematika Italia berhasil memecahkannya. Kenyataannya
persamaan pangkat tiga seperti itu dan juga banyak persamaan-persamaan
dengan tingkat kesulitan yang lebih tinggi sudah dapat dipecahkan dengan
mudah oleh para ahli matematika Muslim sejak abad ke-10.
Selama abad ke-10 atau lebih awal, ratusan ahli matematika Muslim
menggunakan dan menyempurnakan teorema binomial. Mereka memulai
penggunaannya untuk solusi yang sistematis atas persoalan aljabar. Namun
dikatakan bahwa Isaac Newtonlah yang mengembangkan teorema binomial
pada abad yang ke-17.
Demikian juga dikatakan bahwa Robert Boyle, dalam abad ke-17, yang
pertama mengembangkan ilmu kimia, padahal beberapa ahli kimia Muslim,
termasuk Ar-Razi, Al-Jabr, Al-Biruni dan Al-Kindi, melaksanakan
eksperimen-eksperimen ilmiah dalam ilmu kimia sekitar 700 tahun sebelum
Boyle melakukannya. Durant menulis bahwa orang Islam memperkenalkan
metode percobaan pada ilmu pengetahuan ini. Humboldt meyakini bahwa
orang Islam sebagai penemu ilmu Kimia.
Paul Ehrlich (abad ke-19) disebut sebagai pencipta obat-obatan
kemoterapi, yakni pemakaian obat-obatan yang khusus untuk membunuh
mikroba, padahal dokter-dokter Islam telah menggunakan berbagai macam
unsur pokok yang spesifik untuk menghancurkan mikroba. Mereka
menggunakan belerang (Sulfur) sebagai bahan utama khusus untuk membunuh
kuman kudis. Ar-Razi (pada abad ke-10) menggunakan campuran air raksa
sebagai antiseptik yang penting.
Banyak ahli kimia Muslim telah menghasilkan alkohol sebagai
obat-obatan terapeutik melalui penyulingan sejak abad ke-10 dan
melakukan pabriksasi alat-alat penyulingan yang pertama untuk digunakan
dalam proses kimiawi. Mereka menggunakan alkohol sebagai bahan pelarut
dan antiseptik, jauh sebelum Arnau de Villanova, seorang Spanyol pada
tahun 1300, yang mengaku telah membuat alkohol yang pertama di dunia.
Diberitakan bahwa anestesia modern ditemukan pada abad ke-19 oleh
Humphrey Davy dan Horace Wells. Sebenarnya anesthesia modern ditemukan,
dikuasai dan disempurnakan oleh ahli anestesia Muslim 900 tahun sebelum
kedatangan Davy dan Wells. Mereka menggunakan cara oral seperti juga
anestesia yang dihirup.
Sejak abad ke-10 dokter-dokter Islam dan ahli bedahnya sudah
menggunakan alkohol sebagai pencegah infeksi ketika membersihkan
luka-luka, jadi pencegahan infeksi yang dilakukan oleh ahli bedah dari
Inggris, Joseph Lister pada tahun 1865 bukanlah yang pertama. Ahli bedah
di Spanyol yang Islam menggunakan metoda-metoda khusus untuk memelihara
antisepsis sebelum dan selama perawatan.
Mereka juga memulai tindakan-tindakan khusus untuk memelihara
kesehatan selama periode pasca operasi. Tingkat sukses mereka sangat
tinggi, sehingga penjabat-penjabat tinggi di seluruh Eropa datang ke
Cordova, Spanyol, untuk meminta pelayanan kesehatan yang dapat
diperbandingkan dengan “Mayo Clinic” di Abad Pertengahan.
Menurut apa yang kita ketahui, William Harvey menemukan sirkulasi
darah pada awal abad ke-17. Dia yang pertama dengan benar menguraikan
fungsi jantung, pembuluh nadi dan vena. Galen dari Roma telah
memperkenalkan ide yang salah mengenai sistem peredaran darah, dan
Harvey yang pertama menetapkan bahwa darah dipompa ke seluruh tubuh via
oleh kerja jantung dan klep-klep pembuluh darah. Oleh karena itu, dia
dihormati sebagai pendiri ilmu tubuh manusia (physiology).
Tetapi 7 abad sebelumnya, yakni pada abad ke-10, Ar-Razi menulis
sebuah risalah yang mendalam mengenai sistem pembuluh darah, dan dengan
teliti digambarkannya fungsi pembuluh darah dan klep-klepnya. Ibnu
An-Nafs dan Ibnu Al-Quff (pada abad ke-13) mendokumentasikan secara
penuh tentang sirkulasi darah dan dengan tepat menggambarkan ilmu urai
tubuh dari jantung dan fungsi klep-klepnya 300 tahun sebelum Harvey.
William Harvey adalah seorang lulusan Universitas Padua yang terkenal di
Itali, yang pada waktu itu mayoritas kurikulumnya didasarkan pada teks
buku Ibnu Sina dan Ar-Razi.
960
Gerbert d’Aurillac, seorang Perancis, menerjemahkan buku-buku ilmiah
Islam ke dalam bahasa Latin, dan dengan ini, era penerjemahan buku-buku
ilmiah Islam dimulai. Gerbert kemudian menjadi Paus Sylvester II,
meskipun begitu dia masih disebut tukan sihir karena kepercayaannya
terhadap sains yang sangat ditentang oleh gereja pada masa itu.
1000-an
Kaca dan cermin digunakan di Spanyol Islam. Orang-orang Venesia
belajar tentang seni membuat peralatan berbahan gelas yang bagus dari
seniman-seniman pembuat kaca dari Syria selama abad ke-9 dan ke-10.
Namun yang diketahui umum cermin dan kaca diproduksi pertama kali tahun
1291 di Venesia.
Dikatakan pula bahwa pada abad ke-17 Isaac Newton mengadakan
penyelidikan tentang prisma, lensa-lensa dan cahaya. Padahal dalam abad
ke-11 Al-Haytham telah menetapkan hampir segala sesuatu yang dikemukakan
oleh Isacc Newton mengenai ilmu optik itu, jauh berabad-abad
sebelumnya, dan Al-Haytham dihormati oleh banyak penguasa pada masa itu
sebagai “penemu optik.” Demikian juga mengenai penyelidikan tujuh
variasi warna yang dibiaskan oleh prisma, selain telah lebih dulu
dipelajari oleh Al-Haytham, pada abad ke-14 Kamal Ad-Din juga
melakukannya.
Ada dugaan kalau Newton sedikit dipengaruhi oleh Al-Haytham.
Al-Haytham adalah ilmuwan fisika yang paling banyak dijadikan referensi
di Abad Pertengahan. Pekerjaan-pekerjaannya digunakan dan dikutip oleh
sebagian besar sarjana-sarjana Eropa selama abad ke-16 dan 17, tidak
sebanding dengan Newton dan Galileo seandainya digabungkan.
Dalam abad ke-16 dikatakan bahwa Leonardo Da Vinci menjadi pendiri
ilmu geologi ketika ia mencatat fosil-fosil yang ditemukan di pegunungan
yang diindikasi sebagai asal-muasal cairan bumi. Tetapi kenyataanya
pada abad ke-11, Al-Biruni membuat dengan tepat perngamatan ini dan
menambahkannya ke dalam ilmu geologi, termasuk sebuah buku yang sangat
besar, ratusan tahun sebelum Da Vinci dilahirkan. Ibnu Sina mencatat hal
ini dengan baik. Jadi sangat mungkin kalau Da Vinci pertama kali
belajar konsep ini dari terjemahan buku-buku Islam ke dalam bahasa
Latin. Da Vinci tidak menambahkan pengetahuan apa pun yang asli dari
dirinya.
1030
Jauh sebelum Paracelsus (abad ke-16) dikatakan menemukan candu yang
disuling untuk anesthesia, dokter-dokter Islam sudah memperkenalkan
nilai anestetik dari candu asli selama Abad Pertengahan. Candu mula-mula
digunakan sebagai bagian dari anestetik oleh orang Yunani. Paracelus
adalah seorang murid yang memperlajari pekerjaan-pekerjaan Ibnu Sina,
dan dari situlah hampir dipastikan dia memperoleh ide ini.
1050
Konsep keterbatasan materi alam pertama kali ditekuni oleh Al-Biruni,
seorang sarjana besar Islam dari Persia dalam tahun 1050. Konsep
mengenai wujud materi alam yang bisa berubah namun massanya tetap,
seperti air yang jika dipanaskan akan berubah menjadi uap, namun massa
total tetap sama. Tapi dikatakan bahwa penemunya adalah Antione Lavoiser
pada abad ke-18, padahal Lavoiser adalah seorang murid dari para ahli
ilmu kimia dan fisika Muslim pada masanya dan sering mengambil referensi
dari buku-buku mereka.
Disebutkan bahwa Nicolas Desmarest pada tahun 1756 adalah orang
pertama yang mempelajari tentang pembentukan geologi lembah-lembah,
dengan teorinya bahwa lembah-lembah itu dibentuk dalam suatu periode
yang lama oleh waktu dan aliran udara. Padahal Ibnu Sina dan Al-Biruni
membuat dengan tepat penemuan itu dalam abad ke-11, 700 tahun sebelum
Desmarest melakukannya.
Al-Biruni adalah orang yang melakukan eksperimen besar pertama di dunia.
Dia menulis lebih dari 200 buku, dan banyak ilmuwan yang mendiskusikan
eksperimen-eksperimennya. Hasil karyanya berupa sejumlah literatur
ilmiah berbagai bidang ilmu pengetahuan dalam 13.000 halaman, jauh
melebihi apa yang ditulis oleh Galileo digabungkan dengan Newton. Jadi
tidak benar bahwa Galileo adalah orang pertama yang melakukan eksperimen
besar di dunia pada abad ke-17.
1121
Al-Khazini, ilmuwan Muslim kelahiran Bizantium atau Yunani tahun 1115
dan wafat 1130 adalah saintis yang serba bisa yang menguasai astronomi,
fisika, biologi, kimia, matematika serta filsafat. Dia telah memberi
kontribusi yang sangat besar bagi perkembangan sains modern, salah
satunya adalah kitab Mizan al-Hikmah atau Balance of Wisdom. Buku yang
ditulisnya dalam tahun 1121 itu mengungkapkan bagian penting fisika
Islam. Dalam buku itu, Al-Khazini menjelaskan sacara detail pemikiran
dan teori yang diciptakannya tentang keseimbangan hidrostatika,
konstruksi dan kegunaan, serta teori statika atau ilmu keseimbangan,
hidrostatika dan pusat gravitasi. Al-Khazini dan ilmuwan Muslim lainnya
merupakan yang pertama menjeneralisasi teori pusat gravitasi dan mereka
adalah yang pertama kali menerapkannya ke dalam benda tiga dimensi. Para
ilmuwan Muslim, salah satunya al-Khazini telah melahirkan ilmu
gravitasi yang kemudian berkembang di Eropa.
Jelas di sini Isaac Newton sangat terlambat mengemukakan teori
Gravitasi di dalam bukunya Philosophia Naturalis Principia Mathematica
yang dipublikasikan tahun 1687, 500 tahun lebih setelah buku Al-Khazini
membahas hal yang sama. Jadi bagaimana dengan cerita apel yang jatuh
itu?
1130
Gerard da Cremona, orang Italia yang tinggal di Spanyol,
menerjemahkan 92 buku ilmiah Islam ke dalam bahasa Latin. Buku
terjemahannya itu antara lain Al-Asrar (rahasia-rahasia) karya Abu Bakr
Muhammad ibnu Zakaria Ar-Razi (bhs.Ltn.Razes, Rases, atau Rhazes),
sebuah karya dokter Abu Az-Zahrawi tentang metoda pembedahan, buku karya
Abu Muhammad Dhiyauddin Al-Baithar (bhs.Ltn.Alpetagrius) mengenai
tumbuh-tumbuhan.
Giovanni Morgagni (1682-1771), orang Itali yang dihormati sebagai
bapak pathology (ilmu penyakit) karena dikatakan sebagai orang pertama
yang dengan benar menguraikan sifat alami penyakit. Namun jauh sebelum
Giovanni melakukannya, para ahli bedah Islam adalah ahli patologi
pertama sesungguhnya. Mereka menyadari secara penuh sifat alami penyakit
dan menggambarkan berbagai macam penyakit dengan detil modern. Ibnu
Zuhr dengan benar menggambarkan sifat alami radang selaput dada
(pleurisy), tuberkulosis (TBC) dan radang kantung jantung
(pericardistis). Az-Zahrawi dengan teliti mendokumentasikan ilmu
penyakit dari hydrocephalus (air di otak) dan penyakit-penyakit sejak
lahir lainnya. Ibnu Al-Quff dan Ibnu An-Nafs memberi uraian-uraian
sempurna tentang penyakit-penyakit peredaran darah. Ahli-ahli bedah
Islam lainnya memberi uraian-uraian akurat pertama tentang penyakit
berbahaya tertentu, termasuk kanker perut, usus dan kerongkongan. Para
ahli bedah Islam ini adalah pemula dari pathology (ilmu penyakit), bukan
Giovanni Morgagni.
1140-an
Para ahli matematik Islam memperkenalkan bilangan negatif untuk
digunakan dalam berbagai fungsi aritmetika sedikitnya 400 tahun sebelum
Geronimo Cardano mengakui telah memperkenalkannya dalam tahun 1545,
dengan mengatakan bahwa angka-angka bisa kurang dari nol.
1160
Mata air-mata air Nil yang mengalir melalui danau-danau besar di
Khatulistiwa telah ditetapkan dengan seksama oleh Al-Idrisi, sedangkan
orang-orang Eropa baru menemukannya pada paruh kedua abad ke-19.
1200-an
Informasinya pada tahun 1614, John Napier menemukan logaritma dan
tabel logaritmik, namun sejak abad ke-13 para ahli matematika Islam
sudah menemukannya dan tabel logaritmik seperti itu sudah umum di dalam
dunia pengetahuan Islam pada masa itu.
1205
Amir Ya’qub dalam pertempuran Mahdiyya telah menggunakan artileri
sebagai senjata terakhir. Pada tahun 1273, Sultan Abu Yusuf pada
pertempuran Sijilmasa di Maroko Selatan mempergunakan meriam-meriam.
Pada tahun 1342, dua orang Inggris, Lord Derby dan Lord Salisbury, hadir
pada pertempuran Algericas yang dipertahankan dengan cara yang sama
oleh orang-orang Arab. Ketika kedua orang Inggris itu menyaksikan daya
efek mesiu, maka mereka membawa penemuan ini ke negeri mereka.
1240 – 1250
Seorang frater Katolik Roma anggota Ordo Fransiskan dari Inggris
bernama Roger Bacon datang untuk mempelajari bahasa Arab ke Paris dan
Toledo karena ada orang-orang Perancis yang pandai berbahasa Arab di
sana. Selain itu di sana terdapat banyak terjemahan buku ilmiah Islam ke
dalam bahasa Latin dan naskah-naskah asli berbahasa Arab.
Dikatakan bahwa perawatan pertama dengan anesthesia (pembiusan)
dilakukan oleh C.W. Long, seorang Amerika pada tahun 1845, padahal 600
tahun sebelum Long melakukannya, seorang Muslim Spanyol, Az-Zahrawi dan
Ibnu Zuhr, di antara para ahli bedah Muslim lainnya, sudah melaksanakan
ratusan perawatan-perawatan melalui cara pembiusan dengan penggunaan
narkotika yang direndam pada spon, yang ditempatkan dengan cara menutup
wajah.
1250 – 1257
Roger Bacon pulang ke Inggris dan melanjutkan pelajaran Bahasa
Arabnya di Universitas Oxford dengan membawa sejumlah besar buku-buku
ilmiah Islam dari Paris. Di antaranya Al-Manazhier karya Ali Al-Hasan
ibnu Haitsam diterjemahkan Bacon ke dalam bahasa Latin, bahasa ilmiah
Eropa pada masa itu.
Terdapat penjelasan-penjelasan mengenai mesiu dan mikroskop pada
naskah itu, namun secara tidak jujur dia telah mencantumkan namanya
sendiri pada terjemahan-terjemahan itu dan dengan demikian dia telah
melakukan plagiat terang-terangan.
Sangat berbeda dengan penerjemah-penerjemah Muslim yang menerjemahkan
karya-karya Pythagoras, Plato, Aristoteles, Aristarchos, Euclides dan
Claudius Ptolemaios, dan lain-lain dengan tetap menyebutkan nama
pengarang-pengarang aslinya.
1300-an
Dimulai abad Renaisans (B.Perancis Renaissance) atau kelahiran
kembali, di mana ditemukan kembali cerahnya peradaban Yunani dan Romawi
(yang dianggap sebagai “klasik”) ketika keduanya mengalami masa
keemasan. Renaisans berlangsung antara abad ke-14 hingga abad ke-17 di
Eropa. Tampak di sini, bahwa kebangkitan Eropa yang diawali dengan
Renaisans erat hubungannya dengan kembalinya penerjemahan buku-buku
ilmiah Islam ke dalam bahasa Latin, antara lain Gerbert d’Aurillac,
orang Perancis yang menjadi Paus Sylvester II (tahun 960), Gerard da
Cremona, orang Itali (tahun 1130), Seorang frater Katolik Roma, Roger
Bacon dari Inggris (tahun 1250).
Dikatakan bahwa tahun 1454, Johan Gutenberg (1398 – 1468) menemukan
mesin cetak paling canggih di abad pertengahan. Faktanya, alat cetak
berbahan kuningan yang dapat dipindahkan telah digunakan di Spanyol
Islam 100 tahun sebelumnya, ketika Gutenberg belum lahir.
1400-an
Dikatakan bahwa sistem desimal di dalam matematika pertama kali
dikembangkan oleh seorang Belanda, Simon Stevin, tahun 1589. Sistem
desimal membantu ilmuwan matematika karena menggantikan bilangan pecahan
yang sulit, sebagai contohnya 1/2, dengan menggunakan desimal menjadi
0,5.
Padahal para ahli matematika Islam adalah yang pertama menggunakan
sistem desimal sebagai ganti bilangan pecahan secara besar-besaran. Buku
Al-Kashi, berjudul “Kunci kepada Aritmatika”, yang ditulis pada awal
abad ke-15 dan menjadi stimulus untuk aplikasi sistematis sistem desimal
untuk seluruh bilangan dan pecahan-pecahannya.
1600-an
Francis Bacon – seorang Bacon yang lain, menyebarluaskan teori
induksi dan percobaan-percobaan ilmiah (eksperimen) atau empirisme
ilmiah di dalam karya-karyanya The Advencement of Learning (1605), Novum
Organum (1620), De Augmentis Scientiarum (1623), Sylva Sylvarum (1624),
dan New Atlantis (1624), yang dengan alat cetak buku buatan Johan
Gotenburg buku-buku tersebut dicetak.
Kemudian berkembang teori Baconian Philosophy yang kemudian menjadi
dasar metode ilmiah pada ilmu pengetahuan dan teknologi di Barat (Eropa
dan Amerika), yang mana metode tersebut sebetulnya merupakan jiplakan
Bacon dari ilmu pengetahuan di dunia Islam.
Sejarah adalah peristiwa yang sudah terjadi, namun baru ditulis kemudian, jauh setelah kejadian sebenarnya berlalu. Sebagai cerita masa lalu sejarah mudah untuk dimanipulasi, dan disampaikan kepada generasi berikutnya yang hanya bisa menerima mentah-mentah informasi itu sebagai kebenaran.
Informasi mengenai penemuan-penemuan sains dan teknologi yang pernah kita terima kebanyakan berasal dari buku-buku pengetahuan Barat. Penemu-penemu yang disebut sebagai yang pertama di dunia itu pun dipuji sebagai orang yang berjasa kepada ilmu pengetahuan dan umat manusia.
Abad pertengahan, masa kegelapan di Barat
Sejak jatuhnya kekaisaran Romawi
tanggal 4 September 476, ketika kaisar terakhir dari kekaisaran Romawi
Barat, Romulus Augustus, diberhentikan oleh Odoacer, seorang Jerman yang menjadi penguasa Itali setelah Julius Nepos meninggal pada tahun 480, maka dikatakan Eropa telah memasuki Masa-masa Kegelapan (Dark Ages).
Masa-masa Kegelapan ini berlangsung kira-kira dari tahun 476 itu hingga
Renaisans, sekitar tahun 1500-an. Renaisans disebut juga masa kelahiran kembali Eropa, atau kelahiran kembali budaya Yunani dan Romawi Purba, berupa kemajuan di bidang seni, pemikiran dan kesusasteraan yang mengeluarkan Eropa dari kegelapan intelektual abad pertengahan.
Kembalinya budaya Yunani dan Romawi Purba tersebut direbut dari tangan ilmuwan-ilmuwan Islam setelah mengalami perkembangan yang luar biasa. Dengan tanpa malu-malu, plagiator-plagiator Eropa itu mengklaim bahwa penemuan-penemuan sains dan teknologi itu adalah hasil usaha mereka.
Fakta-fakta sejarah sebenarnya
Sekarang, saya mencoba mengutipkan untuk anda, fakta sebenarnya yang terjadi, bahwa penemuan-penemuan sains dan teknologi itu sebagian besar berasal dari masa kejayaan Kekhalifahan Islam, oleh para sarjana Muslim. Semoga pengetahuan ini dapat disampaikan kepada anak-cucu kita dan menjadi penyadar bahwa kita sebenarnya mempunyai potensi yang sangat besar untuk menguasai kembali sains dan teknologi, dan tidak hanya menjadi pemakai atau korban teknologi.
Sejak 5.000 tahun SM
Masa perkembangan kebudayaan Mesir Purba. Menghasilkan limas-limas (piramida) yang hebat, sistem pengairan yang baik dan sistem bintang yang
cukup bagus. Namun ilmu bintang (astronomi) masih tercampur-aduk dengan
ilmu perbintangan (astrologi). Ahli-ahli pengetahuan adalah
pendeta-pendeta yang tidak mengenal batas antara logika, takhayul, dan kepercayaan, yaitu pemuja tritunggal Apis-Isis-Osiris.
Sejak 4.000 tahun SM
Masa
perkembangan kebudayaan India Purba. India dengan kecenderungan
samadinya lebih terkungkung dalam metafisika, monisme (menunggalnya
manusia dengan dewata), dan pantheisme (hadirnya dewata di dalam segala yang
ada). Mewariskan pengetahuan Astadhyayi, tata bahasa Sanskrit oleh
Panini (kurang lebih 400 tahun SM) adalah pembahasan ilmiah ilmu bahasa yang mendahului pembahasan oleh Aristoteles (384-322 SM) dan bernilai jauh lebih tinggi.
Sejak lebih dari 2.000 tahun SM
Merupakan masa
perkembangan kebudayaan Tiongkok Purba. Dengan pengetahuan bercorak
kudus (sacral, scared). Mereka berpikir bahwa segala pemberian berasal
dari Thian dan bukan obyektif-empirik,
hasil ikhtiar manusia secara sistematik. Cara berpikir manusia Tiongkok
Purba pada umumnya masih berdasarkan firasat dan renungan, belum kritik-analitik.
Sejak lebih dari 1.000 tahun SM
Berkembangnya kebudayaan Parsi Purba. Penemuan jentera (roda gigi/gir) dalam pembuatan tembikar, dan kini mulai dari jam tangan yang terkecil hingga roket angkasa yang terbesar menggunakan jentera di dalam mesinnya.
Sejak 500 tahun SM
Dimulainya kebudayaan
Yunani-Romawi. Dengan filsafat anthroposentrik (manusia berada pada
pusat segala aktivitas) mereka di dalam banyak hal berlawanan dengan
kecenderungan-kecenderungan niskala Mesir Purba, India Purba, Tiongkok
Purba, dan Parsi Purba serta bersikap akliah (rational). Kecendrungan berpikir seolah-olah manusia berdiri di luar alam dan melihat alam sebagai suatu yang terpotong-potong, maka lahirlah pengertian jagat besar (makrokosmos) dan jagat kecil (mikrokosmos). Tidak ada batas antara filsafat dan pengetahuan.
48 SM – 371
Penyerbuan Julius Caesar, kaisar Romawi, pada tanggal 48 SM menghancurkan karya-karya asli ilmu filsafat dan
pengetahuan Yunani di perpustakaan-perpustakaan Iskandariah. Kemudian
pada 272 M Kaisar Romawi berikutnya, Lucius Domithius Aurelianus, dan Kaisar Theodosius Magnus pada 371 M melakukan hal yang sama.
476
Awal Eropa memasuki masa kegelapan (Dark Ages),
yaitu sejak jatuhnya kekaisaran Romawi terakhir tanggal 4 September 476
di mana kaisar Romawi Barat, Romulus Augustus, diberhentikan oleh
Odoacer.
571
Kelahiran Nabi Muhammad Saw pada
tanggal 12 Rabiul Awal pada Tahun Gajah (bertepatan dengan 20 April
571). Disebut Tahun Gajah disebabkan pada tahun itu Raja Abrahah dari
Yaman dengan 60 ribu pasukan bergajahnya ingin menghancurkan Kabah
(Baitullah) di Makkah, namun digagalkan Allah Swt dengan serangan burung
ababil yang melempari pasukan itu dengan batu berapi (QS.Al-Fiil). Muhammad Saw adalah Rasul terakhir utusan Allah Swt yang membawa risalah kenabian untuk seluruh umat manusia dan alam semesta.
610
Nabi Muhammad Saw menerima wahyu pertama, yakni Alquran surah Al-alaq ayat 1-5 yang diawali dengan kalimat “iqro” yang artinya bacalah. Kalimat ini menjadi awal ditemukannya metoda ilmiah, yakni metode empirik-induktif dan percobaan yang menjadi kunci pembuka rahasia-rahasia alam semesta yang menjadi perintis modernisasi Eropa dan Amerika.
Guna penyebaran agama, dikembangkanlah gerakan yang bertujuan membuat “melek” huruf yang belum pernah ada bandingannya pada masa
itu. Kepandaian baca tulis tidak lagi menjadi monopoli kaum
cendikiawan. Ini adalah langkah pertama gerakan ilmu secara
besar-besaran.
Konsep tentang karantina pertama kali diperkenalkan dalam abad ke-7 oleh Nabi Muhammad Saw, yang dengan bijaksana memperingatkan supaya hati-hati ketika memasuki atau meninggalkan suatu daerah yang terkena wabah penyakit. Sejak abad ke-10, dokter-dokter Islam berinovasi dengan mengisolasi individu-individu penderita penyakit dan mengasingkannya ke arah utara. Sedangkan konsep karantina yang dikembangkan di Venice, Italia pada tahun 1403 bukanlah yang pertama di dunia.
660 – 750
Kekuasaan Daulah Umayyah menguasai Damsyik (Spanyol) tahun 629 M, Syam dan Irak tahun 637 M, Mesir sampai Maroko tahun 645 M, Persia tahun 646 M, Samarkand tahun 680 M, seluruh Andalusia tahun 719 M, dan akhirnya tertahan di Poiteier pada tahun 732 M dalam usahanya memperluas pengaruh ke Prancis.
700-an (Kompas, navigasi, ensiklopedi geografi, kalender, peta dunia)
Ahli ilmu geografi Islam dan navigator-navigatornya mempelajari jarum magnet – mungkin dari orang Cina, namun para navigator itulah yang pertama kali menggunakan jarum magnet di dalam pelayaran. Mereka menemukan kompas dan menguasai penggunaannya di dalam pelayaran menuju ke Barat. Navigator-navigator Eropa bergantung pada juru-juru mudi Muslim dan peralatannya ketika menjelajahi wilayah-wilayah yang tak dikenal. Gustav Le Bon mengakui bahwa jarum magnet dan kompas betul-betul ditemukan oleh Muslim dan orang Cina hanya berperan kecil. Alexander Neckam, seorang Inggris, seperti juga orang Cina, mungkin belajar tentang kompas dari pedagang-pedagang Muslim, namun dikatakan bahwa dialah orang pertama yang menggunakan kompas dalam pelayaran. Dan orang Cina memperbaiki keahlian mereka yang berhubungan pelayaran setelah mereka mulai berinteraksi dengan Muslim selama abad ke-8.
Diceritakan bahwa ilmu geografi dihidupkan kembali abad ke-15, ke-16 dan
ke-17 ketika pekerjaan Ptolemius di masa lampau ditemukan. Penjelajah
dengan ekspedisi-ekspedisi Portugis dan Spanyol juga mendukung hal ini.
Risalah pertama berbasis ilmiah tentang geografi dihasilkan selama
periode ini oleh sarjana-sarjana Eropa.
Namun apakah fakta sesungguhnya? Ahli geografi Islam menghasilkan
buku-buku yang tak terhitung tentang Afrika, Asia, India, Cina dan
orang-orang Indian selama abad ke-8 hingga abad ke-15. Tulisan-tulisan
itu mencakup ensiklopedi geografi pertama di dunia, almanak-almanak dan
peta jalan. Karya-karya agung abad ke-14 oleh Ibnu Battutah menyediakan
suatu pandangan yang terperinci mengenai geografi dunia di masa lampau.
Ahli geografi Muslim dari abad ke-10 sampai abad ke-15 telah melampaui
hasil dari orang-orang Eropa tentang geografi daerah-daerah ini dengan
baik ketika memasuki abad ke-18. Para penjelajah Eropa menyebabkan
kehancuran pada lembaga pendidikan, sarjana-sarjana dan buku-buku
mereka. Mereka tidak memberikan makna apa pun pada perkembangan ilmu
geografi untuk dunia Barat.
735
Khalifah
Abu Ja’far Abdullah Al-Manshur mempekerjakan para penerjemah yang
menerjemahkan buku-buku kedokteran, ilmu pasti, dan filsafat dari bahasa
Yunani, Parsi dan Sanskrit, di antaranya terdapat Bakhtaisyu Kabir
alias Bakhtaisyu ibnu Jurijs ibnu Bakhtaisyu, Al-Fadzj ibnu Naubakht dan
anaknya Abu Sahl Tiamdz ibnu Al-Fadzl ibnu Naubakht, serta Abdullah
ibnu Al-Muqaffa.
740-an
Berbagai bentuk jam mekanik dihasilkan oleh insinyur-insinyur Muslim
Spanyol, ada yang besar dan kecil, dan pengetahuan ini kemudian sampai
ke Eropa melalui terjemahan buku-buku mekanika Islam ke bahasa Latin.
Jam-jam ini menggunakan sistem picu beban. Gambar desain dari beberapa
bagian gir dan sistem kerjanya juga ada. Jam seperti itu dilengkapi
dengan buangan air raksa, jenis yang kemudian secara langsung dijiplak
oleh orang-orang Eropa selama abad ke-15. Sebagai tambahan, selama abad
ke-9, Ibn Firnas dari Spanyol Islam, menurut Will Durant, menemukan
sebuah alat yang mirip arloji sebagai penanda waktu yang akurat.
Ilmuwan-ilmuwan Muslim juga membangun bermacam jam-jam astronomi yang
sangat akurat untuk digunakan dalam observatorium-observatorium mereka.
Tetapi dikatakan kepada kita bahwa sampai abad ke-14, satu-satunya
jenis jam yang ada adalah jam air. Di tahun 1335, sebuah jam mekanis
yang besar dibangun di Milan, Italia. Dikatakan bahwa jam ini adalah jam
berpicu beban pertama di dunia.
750 – 1258
Kekuasaan Daulah Abbasiah di Baghdad (Irak)
765
Fakultas kedokteran pertama didirikan oleh Jurjis ibnu Naubakht.
800
Ibn Firnas, seorang penemu Muslim Spanyol, tercatat sebagai orang yang
pertama membangun dan menguji sebuah pesawat terbang pada tahun 800-an.
Roger Bacon belajar tentang pesawat terbang dari referensi-referensi
ilmuwan Muslim mengenai pesawat terbangnya Ibnu Firnas. Belakangan yang
dikenal adalah penemuan oleh Bacon, ditanggali sekitar 500 tahun
kemudian dan Da Vinci sekitar 700 tahun kemudian.
Para ahli matematika Islam yang menemukan aljabar memperkenalkan konsep
tentang menggunakan huruf-huruf sebagai variabel-variabel yang tak
dikenal dalam persamaan-persamaan sejak abad ke-9. Melalui sistem ini,
mereka memecahkan berbagai persamaan-persamaan yang kompleks, termasuk
kuadrat dan persamaan pangkat tiga. Mereka menggunakan simbol-simbol
untuk mengembangkan dan menyempurnakan teorema binomial. Jadi Francois
Vieta, seorang ahli matematika Prancis, bukanlah yang pertama
menggunakan lambang-lambang aljabar pada tahun 1591. Dia menulis
persamaan-persamaan aljabar dengan huruf-huruf seperti x dan y, dan
mengatakan bahwa penemuannya ini mempunyai dampak serupa dengan kemajuan
dari penggunaan angka Romawi ke angka Arab.
Dikatakan bahwa selama abad ke-17 Rene Descartes telah menemukan bahwa
aljabar bisa digunakan untuk memecahkan persoalan geometris. Tetapi jauh
sebelumnya, yakni sejak abad ke-9, para ahli matematika di masa
kekhalifahan Islam sudah melakukan hal yang sama. Pertama adalah Thabit
bin Qurrah, kemudian diikuti oleh Abu Al-Wafa pada abad ke-10 dengan
membukukan kegunaan Aljabar untuk mengembangkan geometri menjadi eksak
dan menyederhanakan sains.
Diinformasikan juga kepada kita bahwa tadinya tidak ada perbaikan sejak
dibuatnya ilmu bintang selama Abad Pertengahan mengenai gerakan
planet-planet sampai abad ke-13. Lalu seorang bijaksana dari Kastil
(Spanyol Tengah) bernama Alphonso menemukan Tabel Alphonsine, yang lebih
akurat dibanding tabel milik Ptolemius.
Fakta sebenarnya adalah ahli ilmu falak (ilmu bintang) Islam membuat
banyak perbaikan-perbaikan atas penemuan Ptolemius sejak abad ke-9.
Mereka adalah ahli ilmu falak pertama yang memperdebatkan
gagasan-gagasan kuno Ptolemius. Di dalam kritik mereka atas orang-orang
Yunani, mereka manyatukan bukti bahwa matahari adalah pusat dari sistem
matahari dan bahwa garis orbit bumi dan planet-planet lainnya boleh jadi
berbentuk lonjong (elips). Mereka menghasilkan ratusan tabel-tabel
astronomikal dengan keakuratan tinggi dan gambar-gambar bintang. Banyak
dari kalkulasi mereka sangat akurat sehingga mereka dihormati pada masa
itu. Tabel milik Alphonso (Alphonsine Tables) hanyalah sekedar salinan
dari pekerjaan ilmu bintang yang dipancarkan ke Eropa melalui Islam di
Spanyol.
Disebutkan pula bahwa seorang sarjana Inggris bernama Roger Bacon pada
tahun 1268 untuk pertama kali membuat lensa kaca untuk meningkatkan
penglihatan. Pada waktu yang hampir bersamaan, kacamata bisa didapat dan
telah digunakan di Cina dan Eropa. Tentu saja kacamata sudah muncul
sebelum kacamata Roger Bacon selesai pembuatannya, karena Ibnu Firnas
dari Spanyol Islam sudah menemukan kacamata pada abad ke-9, dan
diproduksi serta dijual di wilayah Spanyol selama lebih dari dua abad.
Setiap sebutan kacamata oleh Roger Bacon, maka itu hanyalah sebuah
pengaliran kembali pekerjaan Al-Haytham, orang yang memiliki hasil riset
yang dijadikan referensi oleh Bacon.
Sarjana-sarjana Islam dari abad ke-9 sampai ke-14 mempelajari dan
menemukan ilmu etnografi. Sejumlah ahli geografi Muslim menggolongkan
ras-ras, mencatat secara terperinci penjelasan kebiasaan-kebiasaan
budaya unik mereka dan penampilan fisiknya. Para ahli Muslim itu menulis
ribuan halaman mengenai topik ini. Pekerjaan seorang Jerman bernama
Johann F. Blumenbach (1752-1840) yang mengaku sebagai yang pertama
menggolong-golongkan ras ke dalam 5 golongan besar (kulit putih, kuning,
coklat, merah dan hitam), tidak sebanding dengan pekerjaan-pekerjaan
ahli geografi Muslim itu.
813
Pada masa kekuasaan Khalifah Al-Maimun ibnu Harun Al-Rasyid didirikan
Daru Al-Hikmah atau Akademi Ilmu Pengetahuan pertama di dunia, yang
terdiri dari perpustakaan, pusat pemerintahan, observatorium bintang,
dan universitas (Daru Al-Ulum.
850
Ahli kimia Islam menghasilkan kerosin (minyak tanah murni) melalui
penyulingan produk minyak dan gas bumi (Encyclopaedia Britannica,
Petroleum) lebih dari 1.000 tahun sebelum Abraham Gesner, orang Inggris,
mengaku sebagai yang pertama menghasilkan kerosin dari penyaringan
aspal.
866
Kertas tertua yang menjadi contoh untuk dicetak di dunia Barat adalah
sebuah naskah Arab berjudul Gharib Al-Hadist oleh Abu ‘Ubyad Al-Qasim
ibnu Sallam bertanggal Dzulqaidah 252 atau 13 Nopember – 12 Desember
866, yang masih tersimpan di Perpustakaan Universitas Leiden.
900-an
Pabrik
kertas muncul di Mesir, kemudian di Maroko tahun 1100 M, dan di Spanyol
tahun 1150 M yang sudah berhasil membuat kertas putih dan berwarna.
Bandul ditemukan oleh Ibnu Yunus al-Masri selama abad ke-10, orang yang
pertama mempelajari dan mendokumentasikan gerakan bergetarnya. Hasil
perhitungannya digunakan dalam jam-jam yang diperkenalkan oleh ahli ilmu
Fisika Muslim selama abad ke-15. Baru pada abad ke-17 Galileo yang
masih remaja telah menciptakan bandul. Diceritakan bahwa dia melihat
cahaya api pada lampunya berayun-ayun tertiup angin, lalu dia pulang ke
rumah dan menemukan bandul dengan inspirasi itu.
Dikatakan bahwa trigonometri dikembangkan oleh bangsa Yunani, padahal di
masa itu Trigonometri hanya tinggal teori. Teori itu kemudian
dikembangkan dan mencapai tingkat kesempurnaan yang modern di tangan
sarjana-sarjana Muslim, dan penghargaan untuk itu secara khusus pantas
diberikan kepada al-Battani. Dialah yang menguraikan kata-kata fungsi
dasar dari ilmu pengetahuan ini, seperti sinus, kosinus, tangen, dan
kotangen. Istilah sebelumnya berasal dari terminologi Arab, Jaib untuk
sinus yang berarti garis bengkok, istiwa’ untuk kotangen yang berarti
bayangan lurus dari gnomon, dan tangen adalah bayang-bayang
melintangnya. Selain menetapkan dengan akurat tabel perhitungan
trigonometri dari 0 hingga 90 derajat, dia juga berhasil dengan tepat
menghitung satu tahun matahari atau masehi, yaitu 365 hari 5 jam 46
menit dan 24 detik.
Sebelumnya diketahui bahwa persamaan pangkat tiga yang sulit dan masih
belum terpecahkan hingga abad ke-16 ketika Niccolo Tartaglia, seorang
ahli matematika Italia berhasil memecahkannya. Kenyataannya persamaan
pangkat tiga seperti itu dan juga banyak persamaan-persamaan dengan
tingkat kesulitan yang lebih tinggi sudah dapat dipecahkan dengan mudah
oleh para ahli matematika Muslim sejak abad ke-10.
Selama abad ke-10 atau lebih awal, ratusan ahli matematika Muslim
menggunakan dan menyempurnakan teorema binomial. Mereka memulai
penggunaannya untuk solusi yang sistematis atas persoalan aljabar. Namun
dikatakan bahwa Isaac Newtonlah yang mengembangkan teorema binomial
pada abad yang ke-17.
Demikian juga dikatakan bahwa Robert Boyle, dalam abad ke-17, yang
pertama mengembangkan ilmu kimia, padahal beberapa ahli kimia Muslim,
termasuk Ar-Razi, Al-Jabr, Al-Biruni dan Al-Kindi, melaksanakan
eksperimen-eksperimen ilmiah dalam ilmu kimia sekitar 700 tahun sebelum
Boyle melakukannya. Durant menulis bahwa orang Islam memperkenalkan
metode percobaan pada ilmu pengetahuan ini. Humboldt meyakini bahwa
orang Islam sebagai penemu ilmu Kimia.
Paul Ehrlich (abad ke-19) disebut sebagai pencipta obat-obatan
kemoterapi, yakni pemakaian obat-obatan yang khusus untuk membunuh
mikroba, padahal dokter-dokter Islam telah menggunakan berbagai macam
unsur pokok yang spesifik untuk menghancurkan mikroba. Mereka
menggunakan belerang (Sulfur) sebagai bahan utama khusus untuk membunuh
kuman kudis. Ar-Razi (pada abad ke-10) menggunakan campuran air raksa
sebagai antiseptik yang penting.
Banyak ahli kimia Muslim telah menghasilkan alkohol sebagai obat-obatan
terapeutik melalui penyulingan sejak abad ke-10 dan melakukan pabriksasi
alat-alat penyulingan yang pertama untuk digunakan dalam proses
kimiawi. Mereka menggunakan alkohol sebagai bahan pelarut dan
antiseptik, jauh sebelum Arnau de Villanova, seorang Spanyol pada tahun
1300, yang mengaku telah membuat alkohol yang pertama di dunia.
Diberitakan bahwa anestesia modern ditemukan pada abad ke-19 oleh
Humphrey Davy dan Horace Wells. Sebenarnya anesthesia modern ditemukan,
dikuasai dan disempurnakan oleh ahli anestesia Muslim 900 tahun sebelum
kedatangan Davy dan Wells. Mereka menggunakan cara oral seperti juga
anestesia yang dihirup.
Sejak abad ke-10 dokter-dokter Islam dan ahli bedahnya sudah menggunakan
alkohol sebagai pencegah infeksi ketika membersihkan luka-luka, jadi
pencegahan infeksi yang dilakukan oleh ahli bedah dari Inggris, Joseph
Lister pada tahun 1865 bukanlah yang pertama. Ahli bedah di Spanyol yang
Islam menggunakan metoda-metoda khusus untuk memelihara antisepsis
sebelum dan selama perawatan. Mereka juga memulai tindakan-tindakan
khusus untuk memelihara kesehatan selama periode pasca operasi. Tingkat
sukses mereka sangat tinggi, sehingga penjabat-penjabat tinggi di
seluruh Eropa datang ke Cordova, Spanyol, untuk meminta pelayanan
kesehatan yang dapat diperbandingkan dengan “Mayo Clinic” di Abad
Pertengahan.
Menurut apa yang kita ketahui, William Harvey menemukan sirkulasi darah
pada awal abad ke-17. Dia yang pertama dengan benar menguraikan fungsi
jantung, pembuluh nadi dan vena. Galen dari Roma telah memperkenalkan
ide yang salah mengenai sistem peredaran darah, dan Harvey yang pertama
menetapkan bahwa darah dipompa ke seluruh tubuh via oleh kerja jantung
dan klep-klep pembuluh darah. Oleh karena itu, dia dihormati sebagai
pendiri ilmu tubuh manusia (physiology).
Tetapi 7 abad sebelumnya, yakni pada abad ke-10, Ar-Razi menulis sebuah
risalah yang mendalam mengenai sistem pembuluh darah, dan dengan teliti
digambarkannya fungsi pembuluh darah dan klep-klepnya. Ibnu An-Nafs dan
Ibnu Al-Quff (pada abad ke-13) mendokumentasikan secara penuh tentang
sirkulasi darah dan dengan tepat menggambarkan ilmu urai tubuh dari
jantung dan fungsi klep-klepnya 300 tahun sebelum Harvey. William Harvey
adalah seorang lulusan Universitas Padua yang terkenal di Itali, yang
pada waktu itu mayoritas kurikulumnya didasarkan pada teks buku Ibnu
Sina dan Ar-Razi.
960
Gerbert d’Aurillac, seorang Perancis, menerjemahkan buku-buku ilmiah
Islam ke dalam bahasa Latin, dan dengan ini, era penerjemahan buku-buku
ilmiah Islam dimulai. Gerbert kemudian menjadi Paus Sylvester II,
meskipun begitu dia masih disebut tukan sihir karena kepercayaannya
terhadap sains yang sangat ditentang oleh gereja pada masa itu.
1000-an
Kaca dan cermin digunakan di Spanyol Islam. Orang-orang Venesia belajar
tentang seni membuat peralatan berbahan gelas yang bagus dari
seniman-seniman pembuat kaca dari Syria selama abad ke-9 dan ke-10.
Namun yang diketahui umum cermin dan kaca diproduksi pertama kali tahun
1291 di Venesia.
Dikatakan pula bahwa pada abad ke-17 Isaac Newton mengadakan
penyelidikan tentang prisma, lensa-lensa dan cahaya. Padahal dalam abad
ke-11 Al-Haytham telah menetapkan hampir segala sesuatu yang dikemukakan
oleh Isacc Newton mengenai ilmu optik itu, jauh berabad-abad
sebelumnya, dan Al-Haytham dihormati oleh banyak penguasa pada masa itu
sebagai “penemu optik.” Demikian juga mengenai penyelidikan tujuh
variasi warna yang dibiaskan oleh prisma, selain telah lebih dulu
dipelajari oleh Al-Haytham, pada abad ke-14 Kamal Ad-Din juga
melakukannya.
Ada dugaan kalau Newton sedikit dipengaruhi oleh Al-Haytham. Al-Haytham
adalah ilmuwan fisika yang paling banyak dijadikan referensi di Abad
Pertengahan. Pekerjaan-pekerjaannya digunakan dan dikutip oleh sebagian
besar sarjana-sarjana Eropa selama abad ke-16 dan 17, tidak sebanding
dengan Newton dan Galileo seandainya digabungkan.
Dalam abad ke-16 dikatakan bahwa Leonardo Da Vinci menjadi pendiri ilmu
geologi ketika ia mencatat fosil-fosil yang ditemukan di pegunungan yang
diindikasi sebagai asal-muasal cairan bumi. Tetapi kenyataanya pada
abad ke-11, Al-Biruni membuat dengan tepat perngamatan ini dan
menambahkannya ke dalam ilmu geologi, termasuk sebuah buku yang sangat
besar, ratusan tahun sebelum Da Vinci dilahirkan. Ibnu Sina mencatat hal
ini dengan baik. Jadi sangat mungkin kalau Da Vinci pertama kali
belajar konsep ini dari terjemahan buku-buku Islam ke dalam bahasa
Latin. Da Vinci tidak menambahkan pengetahuan apa pun yang asli dari
dirinya.
1030
Jauh sebelum Paracelsus (abad ke-16) dikatakan menemukan candu yang
disuling untuk anesthesia, dokter-dokter Islam sudah memperkenalkan
nilai anestetik dari candu asli selama Abad Pertengahan. Candu mula-mula
digunakan sebagai bagian dari anestetik oleh orang Yunani. Paracelus
adalah seorang murid yang memperlajari pekerjaan-pekerjaan Ibnu Sina,
dan dari situlah hampir dipastikan dia memperoleh ide ini.
1050
Konsep keterbatasan materi alam pertama kali ditekuni oleh Al-Biruni,
seorang sarjana besar Islam dari Persia dalam tahun 1050. Konsep
mengenai wujud materi alam yang bisa berubah namun massanya tetap,
seperti air yang jika dipanaskan akan berubah menjadi uap, namun massa
total tetap sama. Tapi dikatakan bahwa penemunya adalah Antione Lavoiser
pada abad ke-18, padahal Lavoiser adalah seorang murid dari para ahli
ilmu kimia dan fisika Muslim pada masanya dan sering mengambil referensi
dari buku-buku mereka.
Disebutkan bahwa Nicolas Desmarest pada tahun 1756 adalah orang pertama
yang mempelajari tentang pembentukan geologi lembah-lembah, dengan
teorinya bahwa lembah-lembah itu dibentuk dalam suatu periode yang lama
oleh waktu dan aliran udara. Padahal Ibnu Sina dan Al-Biruni membuat
dengan tepat penemuan itu dalam abad ke-11, 700 tahun sebelum Desmarest
melakukannya.
Al-Biruni adalah orang yang melakukan eksperimen besar pertama di dunia.
Dia menulis lebih dari 200 buku, dan banyak ilmuwan yang mendiskusikan
eksperimen-eksperimennya. Hasil karyanya berupa sejumlah literatur
ilmiah berbagai bidang ilmu pengetahuan dalam 13.000 halaman, jauh
melebihi apa yang ditulis oleh Galileo digabungkan dengan Newton. Jadi
tidak benar bahwa Galileo adalah orang pertama yang melakukan eksperimen
besar di dunia pada abad ke-17.
1121
Al-Khazini, ilmuwan Muslim kelahiran Bizantium atau Yunani tahun 1115
dan wafat 1130 adalah saintis yang serba bisa yang menguasai astronomi,
fisika, biologi, kimia, matematika serta filsafat. Dia telah memberi
kontribusi yang sangat besar bagi perkembangan sains modern, salah
satunya adalah kitab Mizan al-Hikmah atau Balance of Wisdom. Buku yang
ditulisnya dalam tahun 1121 itu mengungkapkan bagian penting fisika
Islam. Dalam buku itu, Al-Khazini menjelaskan sacara detail pemikiran
dan teori yang diciptakannya tentang keseimbangan hidrostatika,
konstruksi dan kegunaan, serta teori statika atau ilmu keseimbangan,
hidrostatika dan pusat gravitasi. Al-Khazini dan ilmuwan Muslim lainnya
merupakan yang pertama menjeneralisasi teori pusat gravitasi dan mereka
adalah yang pertama kali menerapkannya ke dalam benda tiga dimensi. Para
ilmuwan Muslim, salah satunya al-Khazini telah melahirkan ilmu
gravitasi yang kemudian berkembang di Eropa.
Jelas di sini Isaac Newton sangat terlambat mengemukakan teori
Gravitasi di dalam bukunya Philosophia Naturalis Principia Mathematica
yang dipublikasikan tahun 1687, 500 tahun lebih setelah buku Al-Khazini
membahas hal yang sama. Jadi bagaimana dengan cerita apel yang jatuh
itu?
1130
Gerard da Cremona, orang Italia yang tinggal di Spanyol, menerjemahkan
92 buku ilmiah Islam ke dalam bahasa Latin. Buku terjemahannya itu
antara lain Al-Asrar (rahasia-rahasia) karya Abu Bakr Muhammad ibnu
Zakaria Ar-Razi (bhs.Ltn.Razes, Rases, atau Rhazes), sebuah karya dokter
Abu Az-Zahrawi tentang metoda pembedahan, buku karya Abu Muhammad
Dhiyauddin Al-Baithar (bhs.Ltn.Alpetagrius) mengenai tumbuh-tumbuhan.
Giovanni Morgagni (1682-1771), orang Itali yang dihormati sebagai bapak
pathology (ilmu penyakit) karena dikatakan sebagai orang pertama yang
dengan benar menguraikan sifat alami penyakit. Namun jauh sebelum
Giovanni melakukannya, para ahli bedah Islam adalah ahli patologi
pertama sesungguhnya. Mereka menyadari secara penuh sifat alami penyakit
dan menggambarkan berbagai macam penyakit dengan detil modern. Ibnu
Zuhr dengan benar menggambarkan sifat alami radang selaput dada
(pleurisy), tuberkulosis (TBC) dan radang kantung jantung
(pericardistis). Az-Zahrawi dengan teliti mendokumentasikan ilmu
penyakit dari hydrocephalus (air di otak) dan penyakit-penyakit sejak
lahir lainnya. Ibnu Al-Quff dan Ibnu An-Nafs memberi uraian-uraian
sempurna tentang penyakit-penyakit peredaran darah. Ahli-ahli bedah
Islam lainnya memberi uraian-uraian akurat pertama tentang penyakit
berbahaya tertentu, termasuk kanker perut, usus dan kerongkongan. Para
ahli bedah Islam ini adalah pemula dari pathology (ilmu penyakit), bukan
Giovanni Morgagni.
1140-an
Para ahli matematik Islam memperkenalkan bilangan negatif untuk
digunakan dalam berbagai fungsi aritmetika sedikitnya 400 tahun sebelum
Geronimo Cardano mengakui telah memperkenalkannya dalam tahun 1545,
dengan mengatakan bahwa angka-angka bisa kurang dari nol.
1160
Mata air-mata air Nil yang mengalir melalui danau-danau besar di
Khatulistiwa telah ditetapkan dengan seksama oleh Al-Idrisi, sedangkan
orang-orang Eropa baru menemukannya pada paruh kedua abad ke-19.
1200-an
Informasinya pada tahun 1614, John Napier menemukan logaritma dan tabel
logaritmik, namun sejak abad ke-13 para ahli matematika Islam sudah
menemukannya dan tabel logaritmik seperti itu sudah umum di dalam dunia
pengetahuan Islam pada masa itu.
1205
Amir Ya’qub dalam pertempuran Mahdiyya telah menggunakan artileri
sebagai senjata terakhir. Pada tahun 1273, Sultan Abu Yusuf pada
pertempuran Sijilmasa di Maroko Selatan mempergunakan meriam-meriam.
Pada tahun 1342, dua orang Inggris, Lord Derby dan Lord Salisbury, hadir
pada pertempuran Algericas yang dipertahankan dengan cara yang sama
oleh orang-orang Arab. Ketika kedua orang Inggris itu menyaksikan daya
efek mesiu, maka mereka membawa penemuan ini ke negeri mereka.
1240 – 1250
Seorang frater Katolik Roma anggota Ordo Fransiskan dari Inggris bernama
Roger Bacon datang untuk mempelajari bahasa Arab ke Paris dan Toledo
karena ada orang-orang Perancis yang pandai berbahasa Arab di sana.
Selain itu di sana terdapat banyak terjemahan buku ilmiah Islam ke dalam
bahasa Latin dan naskah-naskah asli berbahasa Arab.
Dikatakan bahwa perawatan pertama dengan anesthesia (pembiusan)
dilakukan oleh C.W. Long, seorang Amerika pada tahun 1845, padahal 600
tahun sebelum Long melakukannya, seorang Muslim Spanyol, Az-Zahrawi dan
Ibnu Zuhr, di antara para ahli bedah Muslim lainnya, sudah melaksanakan
ratusan perawatan-perawatan melalui cara pembiusan dengan penggunaan
narkotika yang direndam pada spon, yang ditempatkan dengan cara menutup
wajah.
1250 – 1257
Roger Bacon pulang ke Inggris dan melanjutkan pelajaran Bahasa Arabnya
di Universitas Oxford dengan membawa sejumlah besar buku-buku ilmiah
Islam dari Paris. Di antaranya Al-Manazhier karya Ali Al-Hasan ibnu
Haitsam diterjemahkan Bacon ke dalam bahasa Latin, bahasa ilmiah Eropa
pada masa itu.
Terdapat penjelasan-penjelasan mengenai mesiu dan mikroskop pada naskah
itu, namun secara tidak jujur dia telah mencantumkan namanya sendiri
pada terjemahan-terjemahan itu dan dengan demikian dia telah melakukan
plagiat terang-terangan.
Sangat berbeda dengan penerjemah-penerjemah Muslim yang menerjemahkan
karya-karya Pythagoras, Plato, Aristoteles, Aristarchos, Euclides dan
Claudius Ptolemaios, dan lain-lain dengan tetap menyebutkan nama
pengarang-pengarang aslinya.
1300-an
Dimulai abad Renaisans (B.Perancis Renaissance) atau kelahiran kembali,
di mana ditemukan kembali cerahnya peradaban Yunani dan Romawi (yang
dianggap sebagai “klasik”) ketika keduanya mengalami masa keemasan.
Renaisans berlangsung antara abad ke-14 hingga abad ke-17 di Eropa.
Tampak di sini, bahwa kebangkitan Eropa yang diawali dengan Renaisans
erat hubungannya dengan kembalinya penerjemahan buku-buku ilmiah Islam
ke dalam bahasa Latin, antara lain Gerbert d’Aurillac, orang Perancis
yang menjadi Paus Sylvester II (tahun 960), Gerard da Cremona, orang
Itali (tahun 1130), Seorang frater Katolik Roma, Roger Bacon dari
Inggris (tahun 1250).
Dikatakan bahwa tahun 1454, Johan Gutenberg (1398 – 1468) menemukan
mesin cetak paling canggih di abad pertengahan. Faktanya, alat cetak
berbahan kuningan yang dapat dipindahkan telah digunakan di Spanyol
Islam 100 tahun sebelumnya, ketika Gutenberg belum lahir.
1400-an
Dikatakan bahwa sistem desimal di dalam matematika pertama kali
dikembangkan oleh seorang Belanda, Simon Stevin, tahun 1589. Sistem
desimal membantu ilmuwan matematika karena menggantikan bilangan pecahan
yang sulit, sebagai contohnya 1/2, dengan menggunakan desimal menjadi
0,5.
Padahal para ahli matematika Islam adalah yang pertama menggunakan
sistem desimal sebagai ganti bilangan pecahan secara besar-besaran. Buku
Al-Kashi, berjudul “Kunci kepada Aritmatika”, yang ditulis pada awal
abad ke-15 dan menjadi stimulus untuk aplikasi sistematis sistem desimal
untuk seluruh bilangan dan pecahan-pecahannya.
1600-an
Francis Bacon – seorang Bacon yang lain, menyebarluaskan teori induksi
dan percobaan-percobaan ilmiah (eksperimen) atau empirisme ilmiah di
dalam karya-karyanya The Advencement of Learning (1605), Novum Organum
(1620), De Augmentis Scientiarum (1623), Sylva Sylvarum (1624), dan New
Atlantis (1624), yang dengan alat cetak buku buatan Johan Gotenburg
buku-buku tersebut dicetak.
Kemudian berkembang teori Baconian Philosophy yang kemudian menjadi
dasar metode ilmiah pada ilmu pengetahuan dan teknologi di Barat (Eropa
dan Amerika), yang mana metode tersebut sebetulnya merupakan jiplakan
Bacon dari ilmu pengetahuan di dunia Islam.